Kamis, 01 November 2012

Tahun Terburuk Ryan Reynolds


Ryan Reynolds sebenarnya bukan seorang aktor yang buruk. Meski lebih terkenal sebagai seorang komedian, Reynolds sebenarnya sudah sering mengambil peran-peran menantang dalam berbagai genre. Dalam beberapa tahun ini, Reynolds terlihat cukup konsisten untuk melakoni berbagai peran dalam film yang beragam.
Aktor asal Kanada ini pertama kali dikenal oleh khalayak luas melalui perannya sebagai Michael ‘Berg’ Bergen, dalam serial televisi Two Guys, A Girl and A Pizza Place. Serial televisi yang hadir dari tahun 1998 sampai dengan 2001 ini sempat tayang sebanyak empat musim. Di tahun berikutnya, Reynolds mendapatkan peran besar pertamanya di layar lebar dalam Van Wilder (2002). Menyusul kesuksesan film ini, Reynolds kembali memantapkan citranya sebagai spesialis komedi melalui film-film seperti Buying the Cow(2002), The In-Laws (2003), Foolproof (2003), dan Harold & Kumar Go to White Castle(2004).
Menyadari bahwa Reynolds yang berwajah tampan tidak hanya bisa melucu, Hollywood akhirnya memberinya kesempatan untuk bermain dalam film aksi. Dalam Blade: Trinityyang dirilis tahun 2004, Reynolds berkesempatan untuk bekerja sama dengan Wesley Snipes, Jessica Biel, dan Dominic Purcell.
Filmografi Reynolds makin beragam saat di tahun berikutnya ia mendapat peran utama dalam remake The Amityville Horror (2005). Melalui drama Fireflies in the Garden, Reynolds juga ingin membuktikan bahwa ia mampu bermain dalam peran-peran yang serius. Tak lupa pula, kehadiran thriller klaustrofobik Buried (2010) yang mengandalkan totalitas akting Reynolds, makin memantapkan anggapan bahwa Reynolds adalah calon bintang besar di Hollywood.
Sayangnya, tahun 2011 yang harusnya menjadi awal karir Reynolds sebagai mega bintang di Hollywood justru menjadi titik terendah dalam karirnya. Dua film yang dibintanginya tahun ini, yaitu Green Lantern dan The Change-Up jeblok di pasaran.
Green Lantern
Film superhero dengan biaya pembuatan sebesar 200 juta dolar Amerika Serikat ini merupakan film paling mahal yang pernah dibintangi oleh Reynolds sampai saat ini. Dalam Green Lantern, Reynolds berperan sebagai Hal Jordan, seorang test pilot yang sombong namun sangat berbakat. Karakter superhero DC Comics yang pertama kali muncul di tahun 1959 ini dibuat oleh John Broome dan Gil Kane di bawah arahan Julius Schwartz.
Green Lantern yang diadaptasi ke layar lebar disutradarai oleh Martin Campbell. Karya-karya Campbell yang terkenal antara lain GoldenEye (1995), The Legend of Zorro (2005), dan Casino Royale (2006). Naskah Green Lantern sendiri ditulis oleh Greg Berlanti, Michael Green, Marc Guggenheim, dan Michael Goldenberg. Sayangnya, baik Campbell maupun keempat penulis naskah tersebut gagal mengangkat kisah legendaris ini menjadi sajian yang memukau.
Green Lantern adalah sebuah contoh baru tentang cara yang salah untuk membuat film yang dibuat berdasarkan komik, kecuali Anda ingin menghancurkan ceritanya. Efek spesial yang datar, akting yang bodoh, penulisan yang kikuk, dan penyutradaraannya tidak terarah,” kata Peter Travers dari Rolling Stone. Secara umum, konsensus yang ada menyatakan bahwa Green Lantern gagal untuk menceritakan cerita secara fokus serta tidak mampu menghadirkan tokoh antagonis yang disegani. Beragam komentar negatif yang muncul dari para kritikus pun akhirnya turut berpengaruh pada buruknya pencapaian Green Lantern dalam daftar film box office.
Meski ia bukan satu-satunya penyebab kegagalan film ini, Reynolds sendiri mendapat imbas yang tidak menyenangkan dari buruknya pendapatan Green Lantern. Bahkan, beberapa fans yang tidak senang dengan kegagalan film ini turut menyebut Reynolds sebagai pembunuh franchise superhero ini.
The Change-Up
Kisah tentang pertukaran tubuh yang terjadi pada dua orang memang bukan kisah yang baru. Film-film seperti Freaky Friday (1976), The Hot Chick (2002), dan Like Father Like Son (1987) merupakan beberapa contoh film dengan tema serupa.
Ide yang sebenarnya sudah usang ini berusaha untuk dikemas dalam bentuk baru oleh David Dobkin, sang sutradara. Dengan mengusung rating R, The Change-Up berusaha untuk menarik banyak penonton yang menggemari humor-humor dewasa. Dalam film ini, Reynolds menjadi bintang utama bersama Jason Bateman. Berbeda dari peran-perannya yang biasa, kali ini Reynolds harus berakting kalem, sementara Bateman yang bertukar kepribadian dengan karakter yang diperankan oleh Reynolds dapat berperilaku lebih bebas dan tidak terkontrol. Sayangnya, hal ini justru menjadi kelemahan film ini karena masing-masing aktor menjadi terlalu terbatas gerak-geriknya karena peran yang mereka emban. Selain itu, semua orang sudah tahu dari awal bagaimana kisah ini akan bergulir, dan juga hasil akhirnya jelas sangat mudah ditebak.
Claudia Puig menyatakan kekecewaannya terhadap film ini dalam artikelnya di USA Today. “Meski film dewasa yang menggabungkan Freaky Friday dengan Trading Places ini dapat mengundang sedikit tawa, seringnya film ini menjurus menjadi kasar, bingung, dan terlalu mengikuti formula yang ada.”
Kombinasi dari berbagai hal-hal negatif yang ada dalam film ini menyebabkan The Change-Up tidak dilirik penonton di bioskop. Film dengan biaya pembuatan 52 juta dolar Amerika Serikat ini akhirnya flop di pasaran dengan hanya mengantongi pendapatan domestik sebesar $33,649,483.
Meski tahun ini penampilan Reynolds hancur lebur dengan kegagalan dua filmnya, banyak yang berharap bahwa tahun depan ia dapat memulihkan diri dari krisis ini. Proyek Reynolds berikutnya, Safe House (2012), dibuat berdasarkan naskah karya Davis Guggenheim yang tampil dalam The Black List di tahun 2010. The Black List sendiri adalah daftar yang berisi judul-judul naskah terbaik yang belum diproduksi di Hollywood. Selain Reynolds, Safe House juga akan didukung oleh aktor dan aktris papan atas seperti Denzel Washington, Vera Farmiga, Brendan Gleeson, dan Liam Cunningham. Karena itulah, film ini diprediksi akan dapat memperbaiki citra Reynolds yang tahun ini tercoreng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar