Rabu, 07 November 2012

Atiqah Hasiholan : The Consistency of Acting


Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Rasanya pepatah ini tepat untuk menggambarkan sosok wanita cantik bertubuh tinggi langsing ini. Bagi Atiqah Hasiholan, seni peran seolah telah mengalir dalam tubuhnya sejak lahir. Betapa tidak, anak dari seniman  teater, aktris, sutradara sekaligus aktivis Ratna Sarumpaet ini eksis mengikuti jejak sang ibu menekuni dunia seni peran. Akrab dengan dunia teater sejak kecil, ikut mengasah talentanya semakin matang. Kini ia mantap memilih jalur seni peran sebagai profesinya.
Terakhir, ia menerima tawaran sutradara dan produsen Garin Nugroho untuk terlibat dalam film The Mirror Never Lies yang mengambil setting di kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. The Mirror Never Lies akan disutradarai Kamila Andini, putri dari Garin Nugroho. Yang membuat Atiqah terpikat, tentu saja karena alur cerita yang apik yang akan menghadirkan keindahan alam Wakatobi yang memesona.
Atiqah menjamin The Mirror Never Lies akan menjadi film yang berbeda dengan kebanyakan film Indonesia lainnya. “Rasanya pertama kali film Indonesia yang memperlihatkan keindahan bawah laut.Di film ini kayaknya pertama kali film Indonesia yang memperlihatkan keindahan bawah laut. Nanti akan ada adegan bawah laut,” ujarnya. Selain lokasi yang eksotis, Atiqah merasa tertantang memerankan karakter Ibu Pakis yang merupakan penduduk asli suku Bajo.
Berpuluh judul film televisi (FTV) telah dibintangi, termasuk film layar lebar mulai dari Berbagi Suami (2006), Suster N(2007), Cinta Setaman (2008), Jamila dan Sang Presiden (2009), Ruma Maida (2009), Pintu Terlarang (2009) dan Darah Garuda(2010). Bahkan ia pernah menerima predikat Star of the Year 2009 dari Mellyana's Guardians. Namun bukan berarti ia mendompleng nama besar ibunya.
Atiqah juga mengaku pernah menolak tawaran film. Pasalnya, film yang ditawarkan berjenis film esek-esek dan komedi yang mengeksploitasi seksualitas. “Itu film yang enggak ada gunanya. Pernah aku dapat tawaran film esek-esek, tapi aku tolak. Cara menolaknya gampang saja, bilang saja enggak. Kadang film ada yang komedi romantis, tapi kalau yang dieksploitasinya hal yang enggak etis, aku enggak mau,” ungkap wanita yang mengaku dekat dengan seorang pria ini.
Selain menolak dua jenis film yang disebutkan tadi, wanita kelahiran 3 Januari 1982 ini juga berprinsip ingin memperkaya pengalaman dengan peran variatif. “Misiku tidak semata-mata ingin terkenal. Kalau naiknya lama, ya nggak  apa-apa. Memang, kalau kita terkenal, itu akan menguntungkan produksinya juga. Tapi, kalau kerjaan kita bagus, pasti dengan sendirinya akan dikenal,” jawab pemilik tinggi 170 cm dan berat 52 kg ini.
Seni peran khususnya teater dikenalnya akrab sejak kecil dan menjadi kesehariannya, ketika ibunya berlatih teater bersama para anggota Teater Satu Merah Panggung di rumahnya yang sekaligus menjadi sanggar. Sarjana lulusan Monash University jurusan Arts and Psychology ini seolah menjadikan rumahnya laboratorium akting baginya.
Membahas tentang peran, ternyata sepanjang karir aktingnya di layar lebar, Atiqah telah tiga kali memerankan tokoh pelacur. Terakhir, ia memerankan tokoh Lastri seorang pelacur di film Darah Garuda. Sebelumnya, ia pernah memerankan pelacur di Cinta Setaman, dan Jamilah dan Sang Presiden. “Jadi, saya pernah memerankan pelacur jaman 1940-an sampai pelacur jaman sekarang,” kata penggemar scuba diving ini.
Terkait soal pelacur, saat bertandang ke ME beberapa waktu lalu, Atiqah berpendapat kemiskinan dan rusaknya nilai moral di lingkungan sosial menjadi salah satu alasan dari prostitusi. Bagi pria yang gemar dengan wanita prostitusi, Atiqah menganggap pria seperti ini hanya mengambil kesempatan dalam kesempitan dan hanya mengeksploitasi mereka.
Nah, soal hubungan dengan pria, Atiqah memang termasuk tertutup. Ia tidak ingin hubungan asmaranya menjadi konsumsi publik. Meski demikian, Atiqah saat ini tengah dekat dengan seorang pria yang juga seorang aktor, Rio Dewanto. Atiqah enggan membuka kisah asmaranya kepada khalayak, dan menganggap urusan tersebut adalah masalah pribadi yang tak perlu diketahui publik. “Saya hanya ingin membahas tentang karir saya sebagai seorang aktris,” ujar Atiqah beralasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar