Senin, 12 November 2012

Karya Mereka Mendunia, Dikenakan Lady Gaga Sampai Maroon 5


Bangga rasanya jika mendengar bahwa banyak karya anak bangsa yang sudah melanglang dunia. Tak hanya sekadar dipakai oleh kalangan awam, beberapa bahkan dimiliki dan jadi favorit seleb dunia.
Seperti mereka-mereka yang produknya sudah dipakai oleh kalangan pesohor dunia. Sebut saja Tex Saverio, Daniel Mananta, Nancy Go, dan Niluh Putu Ayu Pertami. 

Tex Saverio, desainer favorit Lady Gaga
Tex Saverio bisa dibilang sebagai desainer favorit Lady Gaga. Mengapa? Karena salah satu koleksi gaun musim semi 2011-nya yang pernah ditampilkan di Jakarta Fashion Week, La Glacon, mendadak muncul di Harper’s Bazaar AS. Lebih hebat lagi, sosok yang mengenakan La Glacon adalah penyanyi top dunia, Lady Gaga.
Begitu juga saat pelantun Paparazzi tersebut meluncurkan iklan parfum terbarunya, Fame. Rancangan Tex kembali terpilih untuk dikenakan oleh Gaga. Lewat akun twitternya, Rio, panggilan akrabnya mengumumkan kalau gaun hitam futuristik dengan aksen jaring di bagian dada yang dikenakan Gaga pada iklan tersebut adalah hasil rancangannya. 
Tak hanya itu, Lady Gaga juga menggunakan gaun rancangan Rio setiap kali menyanyikan lagu Bloody Mary, selama rangkaian tur konser Asia bertajuk The Born This Way Ball.
Atas semua prestasinya itu, tak pelak  jika Rio kemudian digadang-gadang sebagai Alexander McQueen-nya Indonesia. “Tak bisa tidak, kami memikirkan McQueen ketika melihat gaun ini (La Glacon),” kata selebritas blogger Perez Hilton di blog modenya, cocoperez.com. 
Rio sendiri tertawa melihat dirinya dibandingkan dengan perancang terkemuka dunia itu. “Itu terlalu berlebihan. Saya tidak ada apa-apanya dibanding dia. Satu hal yang pasti, itu akan menjadi motivasi saya,” katanya di blog pribadinya, blog.texsaverio.com.
Rio sudah bercita-cita menjadi perancang sejak ia duduk di bangku SMA. Pria kelahiran tahun 1984 ini menceritakan, ia memang hobi menggambar sejak kecil. Ia bahkan menggambar di tengah pelajaran. “Sampai-sampai salah satu guru saya suatu hari berkata pada saya, ‘Jika saya jadi kamu, saya tidak akan pergi ke sekolah ini. Saya akan pergi ke sekolah mode. Kenapa kamu tidak mencari perancang busana saja," kenang Rio tentang gurunya itu.
Tepat seperti itulah yang dilakukan Rio. Ia keluar dari sekolah dan fokus mempelajari mode. Rio memenangkan penghargaan pertamanya, Mercedes-Benz Asia Fashion Award, ketika ia baru berumur 21 tahun. Prestasinya ini kemudian dilanjutkan dengan La Glacon yang dikenakan oleh Lady Gaga.
Daniel Mananta, spesialis kaus konser untuk seleb
Daniel mengaku kaget manajemen Maroon 5 memintanya untuk mengirimkan kaus Damn! I Love Indonesia buatanya untuk dikenakan vokalis Adam Levine. Tak hanya kaget, Daniel mengaku kalau ia sampai gemetaran. 
"Tahun lalu saya minta ke promotornya, Melanie Subono, untuk kasih baju ke Maroon 5. Saya bilang, ditandatangani saja sudah senang, deh," ujar presenter Indonesian Idol itu. Melanie pun mengirimi Daniel foto personel Maroon 5 berpose dengan kaus Damn! I Love Indonesia yang sudah mereka tanda tangani. 
Tiba-tiba, sebulan sebelum konser di Jakarta pada 4 Oktober 2012 lalu, manajemen Maroon 5 menghubungi Java Musikindo. "Mereka minta pakai kaus Damn! I Love Indonesia. Akhirnya Adam Levine pakai kausnya selama dua per tiga konser," kata mantan VJ MTV itu.
Selain Adam Levine, menurut Daniel, ada beberapa artis internasional lain yang sudah memakai produknya. Artis Korea, Jay Park, bahkan memakai kausnya selama 3 jam konser. "BSB, David Beckham juga pernah pakai. Senang banget ya, saya yakin bisa menjadi seperti kaus I Love NY yang terkenal itu," ucapnya bangga.
Terakhir adalah Lee Seung Gi, penyanyi dan aktor asal Korea Selatan yang mengenakan kaus ini saat konsernya minggu malam, 4 November 2012, di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat. 
Nancy Go, Paris Hilton pun rela beli tas display
Nancy Go tidak pernah membayangkan tas Bagteria rancangannya diterima dan digandrungi para seleb dunia, seperti Emma Thompson, Anggun, dan Putri Zara Phillips. Bahkan saking naksir berat, Paris Hilton rela membeli tas display di New York Fashion Week.
Tas Bagteria hasil desain Nancy memang berbeda dan berkelas. Harga tas eksklusif dari bahan-bahan terpilih ini antara Rp 1 juta sampai puluhan juta rupiah. Kualitas produk tas tersebut lebih dikenal para seleb dan sosialita dunia ketimbang di dalam negeri.
Harga tas Bagteria yang mahal karena bahan dasarnya bukan bahan sembarangan. Selain teknik sulam, renda dan payet yang dijahit tangan, pernak-perniknya unik dan eksklusif. Sebut saja, kristal swarovski, sterling silvergold platted, kulit ikan dari Islandia, kulit burung unta (ostrich), bahkan gading gajah purba (mammoth) yang sudah punah. “Saya dapat gading mammoth langsung dari Siberia, sebagai pengganti gading gajah,” ujar Nancy.
Saat ini, Nancy rutin mengeluarkan desain baru per musim. Setiap musim, ia mengeluarkan 25 desain. Untuk menjaga eksklusivitas, setiap desain hanya keluar tiga seri warna, dan setiap warna hanya diproduksi 299 unit di seluruh dunia.
Kunci kesuksesan tas miliknya adalah konsistensi menjaga keunikan dan kualitas produk. “Itu penting agar produk bisa selalu diterima di mancanegara,” ungkap Nancy.
Niluh Putu Ary Pertami, 
Sejumlah pesohor asal Hollywood, seperti Uma Thurman, Tara Reid, Robyn Gibson (mantan istri Mel Gibson), supermodel Gisele Bundchen, dan Julia Robert merupakan sebagian wanita yang fanatik memakai sepatu Nilou. Sepatu made in Bali ini kini dipajang di ratusan etalase di 20 negara, selain di kantor pusat Nilou di Denpasar. 
Cerita Ni Luh membangun bisnis sepatu memang tak semudah membalik telapak tangan. Ia sempat jatuh bangun sebelum akhirnya menuai kesuksesan. Pada 2003, saat menjabat sebagai direktur pemasaran di sebuah perusahaan garmen terkemuka di Bali, Ni Luh ingin berpindah haluan. Bersama rekannya dari Perancis yang juga pecinta sepatu, ia mendirikan usaha pembuatan sepatu. Tapi, sayangnya, bisnisnya ambruk.
Ni Luh lalu kembali mencoba peruntungan di bisnis sepatu. Kali ini ia berjuang sendiri. Ia menggunakan uang tabungan sebesar Rp3 juta untuk modal awal. Toko pertamanya pun tak sedap dipandang mata, temboknya kusam, beberapa bagian kayu sudah mulai lapuk, dan sebagian ruangan masih berdinding gedhek.
Saking tipisnya modal usaha, anak pasangan Ni Nyoman Palmi dan I Putu Djelantik ini hanya mampu memajang tiga sepatu di etalase toko. Agar tak merugi, Ni Luh baru akan membuat sepatu kalau ada yang memesan. 
Seiring dengan berjalannya waktu, untuk membesarkan usaha, Ni Luh nekat meminjam Rp15 juta dari bank. Modal tambahan itu sebagian besar digunakan untuk memperbaiki penampilan toko, dan tentu saja belanja modal. Kala itu, ia sudah memiliki dua pekerja. Satu tukang sepatu dan satu lagi pelayan toko. Ia pun menggunakan slang namanya, Nilou sebagai brand dan nama toko.
Pada 2004, Ni Luh mendapatkan kontrak outsource dari jaringan ritel Topshop yang berpusat di Inggris. Ini membuat pintu perdagangan ke Eropa terbuka lebar.
Keberuntungan tampaknya mulai menaungi wanita kelahiran 15 Juni 1975 ini. Di tahun 2004, datang seorang wanita berkewarganegaraan Australia, Sally Power, ke gerai Nilou di kawasan Seminyak, Bali. Ia mengaku terkesan dengan sepatu Nilou dan menawarkan diri untuk menjadi distributor di Negeri Kanguru.
Kini, berbeda dengan saat memulai usaha, Nilou memiliki kapasitas produksi 200 pasang sepatu per bulan. Dahulu, ia hanya punya dua karyawan. Kini, ia dibantu oleh 22 karyawan dan tiga asisten kepercayaan. Sepatu-sepatunya kebanyakan memakai bahan baku kulit asli, yang dikombinasikan dengan karung goni, kuningan, kayu, hingga manik-manik. Supaya terkesan eksklusif, harga sepasang sepatu Nilou antara Rp700.000 hingga Rp4 juta.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar